Sang Ratu Adil : Sebuah Ulasan (3)

26 03 2010

Lokasi kemungkinan yang kedua, munculnya seseorang yang dikatakan sebagai Sang Ratu Adil, yang disebutkan lokasinya dekat dengan gunung Perahu dan disebelah baratnya Tempuran, maka yang dimaksud tempuran disini kemungkinan adalah tempuran yang ada di gunung Lawu (lokasi asal). Jika letaknya disebelah baratnya berarti akan ditemukan kota-kota seperti Solo, Klaten, Jogjakarta, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Purbalingga dan Purwokerto.
Ada yang menyebutkan kemungkinan lokasinya ada di Semarang Tembayat, Klaten. Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat adalah tokoh penyebar agama Islam di Jawa dan terkait dengan sejarah Kota Semarang, meskipun secara tradisional tidak termasuk sebagai Wali Sanga. Makamnya terletak di perbukitan (Gunung Jabalkat) di wilayah Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Tokoh ini dianggap hidup pada masa Kesultanan Demak (abad ke-16). Namun mengingat letaknya cukup jauh dari gunung Perahu (Dieng), maka kecil kemungkinan disini tempat lokasi kemunculannya.
Baca entri selengkapnya »





Sang Ratu Adil : Sebuah Ulasan (2)

31 01 2010

Dalam Serat Musarar dan bait terakhir ramalan Jayabaya disebutkan, selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) akan ada dewa tampil berbadan manusia; Tunjung putih semune Pudak kasungsang (Raja berhati putih namun masih tersembunyi/Satrio Piningit); Berparas seperti Batara Kresna; Berwatak seperti Baladewa; Bersenjata trisula wedha tanda datangnya perubahan zaman; Asalnya dari kaki Gunung Lawu sebelah Timur, sebelah timurnya bengawan, didampingi Sabdopalon atau Noyogenggong; Lahir di bumi Mekah; Raja keturunan waliyullah; Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa; Masih muda sudah dipanggil orang tua; Oleh sebab itu carilah satria itu; Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran; Yatim piatu; Tak bersanak saudara; Bukan pendeta disebut pendeta bukan dewa disebut dewa; Jangan heran, jangan bingung itulah putranya Batara Indra yang sulung; Memakai lambang ratu tanpa mahkota; Segalanya tampak terang benderang tak ada yang mengeluh kekurangan, itulah tanda zaman kalabendu telah usai berganti zaman penuh kemuliaan memperkokoh tatanan jagad raya semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi.

Baca entri selengkapnya »





Ramalan 2010, Perang Dunia ke III ?

3 01 2010

Vangelia Pandeva Dimitrova, juga dikenal sebagai Baba Vanga (Baba berarti nenek atau perempuan tua) adalah adalah seorang wanita buta, seorang mistikus, peramal dan ahli pengobatan Bulgaria yang lahir pada 3 Oktober 1911 di Strumica, Macedonia. Dia adalah seorang bayi prematur yang menderita komplikasi kesehatan. Sesuai dengan tradisi setempat, bayi itu tidak diberi nama sampai dianggap mungkin bertahan hidup. Ketika bayi menangis pertama keluar, seorang bidan pergi ke jalan dan meminta seseorang untuk memberi nama. Awalnya diusulkan namanya Andromaha (Andromache), tapi ini ditolak karena dianggap terlalu “Yunani”. Akhirnya diusulkan namanya  menjadi Vangelia (Vangelis, dalam bahasa Yunani artinya pemberi kabar baik).

Awal mula Keajaiban

Vangelia adalah seorang gadis biasa, cerdas, bermata biru dan berambut pirang. Ayahnya ikut wajib militer pada Perang Dunia I dan ibunya meninggal ketika Vanga masih sangat muda. Setelah ayahnya menikah lagi, mereka tinggal di sebuah peternakan dekat Petrich. Ia kehilangan penglihatannya ketika ia berusia 12 tahun. Suatu malam, Vanga sedang berada di lapangan,tiba-tiba  badai datang menciptakan rongga pusaran yang sangat besar dan mengangkat dan melemparkan tubuh Vanga. Dia ditemukan dengan mata tertutup dengan pasir. Sejak itu, ia mulai kehilangan penglihatan. Upaya penyembuhan tidak ada yang memberikan hasil. Vanga berdoa kepada Allah. Tak lama kemudian ia menjadi buta tetapi diperoleh penglihatan lain. Baca entri selengkapnya »





Sang Ratu Adil, Sebuah Ulasan (1)

3 01 2010

Sebagian masyarakat Jawa percaya akan datangnya masa kejayaan dan kemakmuran yang dipimpin oleh “Ratu Adil” yang telah diramalkan oleh para leluhur dan dinanti-nantikan kemunculannya oleh masyarakat Nusantara. Sang Ratu Adil atau Satrio Piningit atau Imam Mahdi atau kognasi menurut saudara-saudara kita yang lain dikatakan sebagai Sang “Metteya” atau dalam bahasa Sansekerta “Maitreya” atau dalam bahasa Tionghoa “Mile Pusa”= Yang akan datang, adalah cerminan dari rasa haus manusia akan kelapangan spiritual dan air kehidupan. Apakah Sang Ratu Adil itu hanya sebuah khayalan atau angan-angan atau memang manusia pilihan Tuhan Yang Maha Esa itu betul betul akan datang sesuai dengan dambaan masyarakat Indonesia, yang mampu mewujudkan Negara yang Adil, Makmur dan Sentosa.

Persepsi dan dinamika pendapat masyarakat

Kontroversi dan silang pendapat tentang keberadaan Sang Ratu Adil ini telah memunculkan berbagai pendapat dan masing-masing mendasarkan pada argumen yang berbeda-beda. Baca entri selengkapnya »